Minggu, 11 Januari 2015

Perang Khaibar



Perang Khaibar

          Pada akhir Muharram tahun ketujuh hijriah,Rasulullah bergerak menuju Khaibar. Khaibar adalah kota besar yang memiliki banyak benteng dan ladang, terletak sekitar seratus mil sebelah utara Madinah.

         Dalam peperangan ini,Rasulullah berangat bersama 1400 pasukan yang berjalan kaki dan berkuda. Setelah sampai di Khaibar, Rasulullah memerintahkan pasukan untuk berhenti, beliau kemudian bermunajat kepada Allah agar diberi segala kebaikan dari negeri Khaibar dan dilindungi dari segala keburukan di negeri Khaibar. Setelah bermunajat, baru Rasulullah memerintahkan pasukannya untuk maju.

         Seperti kebiasaan di perang-perang sebelumnya,Rasulullah tidak akan memerangi suatu kaum sampai datang waktu pagi. Dan beliau juga tidak jadi memerangi suatu kaum jika terdengar suara adzan ditempat itu. Jika tidak terdengar suara adzan, beliau akan menyerang kaum itu.

        Di Khaibar tidak terdengar suara adzan,Maka Rasulullah maju untuk menyerangnya. Pertama, Rasulullah menyampaikan nasihat kepada para sahabat dan membagikan panji kepada mereka. Akhirnya pertempuran berkecamuk antara Rasulullah dan penduduk Khaibar yang berlindung dibenteng mereka.Benteng demi benteng berhasil ditaklukkan hingga tersisa dua benteng, yaitu benteng Al-Wathih dan benteng Sulalim. Rasulullah mengepung kedua benteng ini selama sepuluh malam.

        Imam Ahmad, Nasa’i, Ibnu Hibban, Dan al-Hakim meriwayatkan dari hadits Buraidah bin Khasib, ia berkata,”Pada waktu perang Khaibar, Abu Bakar memegang panji,namun belum berhasil menaklukkan Khaibar. Esok harinya, panji itu diambil Umar bin Khattab, namun ia juga belum bisa menaklukkan Khaibar. Kemudian Rasulullah bersabda, ’besok pagi, panji peperangan akan kuserahkan pada seseorang yang melalui kedua tangannyalah Allah akan menaklukkannya (perkampungan ini). Seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya.’ Para sahabat penasaran siapa yang dimaksud dalam sabda Rasulullah, mereka berdatangan kepada Rasulullah. Semua mengharapkan agar panji itu diserahkan kepada mereka. Rasulullah kemudian bertanya ‘Di mana Ali?’ Mereka menjawab,’ Wahai Rasulullah,ia sedang sakit mata.’ Rasulullah kemudian memerintahkan untuk memanggilnya.Beliau lalu meludahi kedua mata Ali sambil berdoa. Dalam sekejap kedua mata Ali sembuh seperti sedia kala. Kemudian Ali bertanya kepada Rasulullah,’Wahai Rasulullah,apakah aku harus memerangi mereka sampai mereka menjadi seperti kita (muslim).’ Rasulullah menjawab ‘Kerjakanlah,tetapi jangan tergesa-gesa. Tunggu sampai engkau tiba dihalaman mereka. Setelah itu, ajaklah mereka untuk memeluk Islam terlebih dahulu dan beritahukan mereka tentang kewajiban yang harus mereka lakukan terhadap Allah. Demi Allah, jika Allah memberi hidayah kepada seseorang dari mereka melalui engkau, itu lebih baik daripada engkau memperoleh nikmat berupa unta merah.’ Ali kemudian maju hingga berhasil menaklukkan Khaibar. “

         Di sekitar dua benteng yang belum ditaklukkan itu, Pasukan Muslimin terus melakukan pengepungan hingga orang-orang dalam benteng itu merasa tidak berdaya. Akhirnya mereka meminta Rasulullah agar melindungi darah mereka dan mereka rela menyerahkan harta kepada Rasulullah. Mereka juga meminta agar tetap bisa menggarap tanah Khaibar karena mereka lebih tahu tentang pengelolaan tanah itu dengan imbalan separuh dari hasil panennya. Rasulullah pun mengabulkan permintaan mereka namun dengan syarat yang Rasulullah ucapkan ‘kalau kami mengusir kalian, kalian harus bersedia kami usir.’

         Ibnu Ishaq meriwayatkan,”Setelah Rasulullah merasa aman, Salah satu wanita penduduk Khaibar menghadiahkan kambing bakar yang telah dibubuhi racun kepada beliau. Beliau tahu makanan itu telah dibubuhi racun. Akhirnya beliau hanya mengunyah makanan itu,namun tidak menelannya. Salah satu sahabat Rasulullah yang ikut makan bersama beliau akhirnya meninggal dunia. Ia bernama Basyar bin Barra’. Rasulullah kemudian memanggil wanita itu dan ia mengakui perbuatannya. Rasulullah kemudian bertanya ‘Mengapa kamu lakukan itu?’ Wanita itu menjawab ‘Anda telah bertindak kepada kaumku sedemikian rupa. Kalau anda raja (akan mati karena racun) aku merasa lega, tetapi kalau anda benar seorang nabi, tentu anda akan diberitahu.’ Kemudian wanita itu dilepaskan oleh Rasulullah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar