Senin, 24 Agustus 2015

SEJARAH MENGAPA BENDERA NEGARA KITA BERWARNA MERAH DAN PUTIH

      Mungkin dari kalian para pembaca banyak yang belum tahu alasan kenapa bendera kita berwarna merah dan putih. Disini penulis akan sedikit menjelaskan alasannya menurut salah satu kajian dari profesor sejarah yaitu Prof. H. Muhammad Yamin.
     Prof. H. Muhammad Yamin berpendapat bahwa jejak sejarah Merah-Putih di mulai sejak 6.000 tahun yang lalu, di mana bukti sejarah menunjukkan bahwa nenek moyang kita telah melakukan pemujaan terhadap Matahari dan Bulan. Matahari di wakili warna Merah, dan Bulan di lambangkan dengan warna Putih.
      Kajian Prof. H. Muhammad Yamin menunjukkan cukup banyak bukti untuk membuktikan teorinya. Salah satunya adalah, adanya ukiran pada dinding Candi Borobudur (dibangun pada awal abad ke- 9). di mana pada ukiran tersebut menggambarkan tiga orang hulubalang membawa umbul-umbul berwarna gelap dan terang, di duga melambangkan warna Merah dan Putih. Keterangan untuk ukiran itu menyebutnya sebagai Pataka atau Bendera. Catatan-catatan lain sekitar Borobudur juga sering menyebut bunga Tunjung Mabang (Merah) dan Tunjung Maputeh (Putih). Ukiran yang sama juga tampak di Candi Mendut, tidak jauh Candi Borobudur, yang kurang lebih bertarikh sama.

            Dari bukti ukiran Candi Borobudur ini, Prof. H. Muhammad Yamin dengan rajin mengumpulkan banyak bukti sejarah lain yang dapat di kaitkan dengan pemujaan terhadap lambang, warna Merah dan Putih di setiap celah budaya Nusantara. Di bekas kerajaan Sriwijaya tampak pula berbagai peninggalan dengan unsur-unsur warna Merah dan Putih.
Antonio Pigafetta, seorang pencatat dalam pelayaran Marcopolo di abad 16, dalam kamus kecilnya yang berisi 426 kata-kata Indonesia, memasukan entri Cain Mera dan Cain Pute, yang di terjemahkan sebagai Al Panno Rosso et Al Panno Bianco. Bila tidak sering melihat kombinasi Merah-Putih sebagai satu kesatuan, mungkinkah Pigafetta memasukkannya sebagai sebuah entri ?
        Bukti lainnya adalah, Empat warna utama dalam mitologi jawa, yakni Merah sebagai lambang amarah, Putih sebagai lambang Mutmainnah, Kuning sebagai lambang Supiah, dan Hitam sebagai lambang Luwainnah. Dua keraton di Solo, misalnya menggunakan lambang-lambang warna itu sebagai benderanya. Keraton Susuhunan Paku Buwono memakai symbol Timur – Selatan yang di lambangkan dengan warna Gula-Kelapa atau Merah-Putih. Sedangkan Keraton Mangku Negoro memakai symbol Barat-Utara yang dilambangkan dengan warna Hijau-Kuning. Getaran warna Hijau sama dengan warna Hitam lambang Luwainnah.
            Warna Merah dan Putih tidak hanya di pakai sebagai lambang penting oleh kerajaan Mataram. Pada abad ke-16, dua bilah cincin berpermata Merah dan Putih di wariskan oleh Raja Majapahit kepada Ratu Jepara yang bernama Kalinyamat. Di kerajaan Mataran sendiri, umbul-umbul Gula-Kelapa yang berwana Merah-Putih di wariskan oleh Ki Ageng Tarub dan terus di muliakan oleh Sultan Agung serta Raja-Raja yang meneruskannya.
            Perlawanan rakyat yang di pimpin oleh Pangeran Diponegoro pada abad ke-19 di mulai dengan barisan rakyat yang mengibarkan umbul-umbul Merah-Putih berkibar di mana-mana. Rakyat berkeyakinan bahwa Merah-Putih adalah pelindung mereka dari segala marabahaya. Pada abad ke-19 itu pula, para pemimpin dan pengikut gerakkan Paderi di Sumatera Barat banyak yang mengenakan sorban berwarna Merah dengan jubah berwarna Putih, untuk menandai gerakan perlawanan kaum Paderi terhadap Belanda.

            Menurut catatan Prof. H. Muhammad Yamin di Sulawesi Selatan Raja Bone yang bernama Karrampeluwa pada abad ke-15 juga sudah mengibarkan umbul-umbul berwarna Merah dan Putih di kiri kanannya. Umbul-umbul Merah dan Putih itu di sebut sebagai Tjallae ri dan Tjallae ri abeo.

            Pada tahun 1920 di Negeri Belanda Bendera Merah-Putih di kibarkan oleh Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam Perhimpunan Indonesia (Indische Vereeniging) untuk menyatakan cita-cita Indonesia Merdeka. Secara sederhana ketika itu dinyatakan bahwa Merah berarti berani, sedang Putih melambangkan kesucian. Artinya keberanian di atas kesucian.
            Partai Nasional Indonesia yang di dirikan oleh Ir. Soekarno pada tahun 1927 juga menggunakan lambang bendera Merah-Putih dan gambar kepala banteng ditengahnya. Sebelumnya, bendera Merah-Putih dengan gambar kepala kerbau pernah pula di pakai oleh Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda tahun 1922, seperti terlihat pada salah satu dokumen yang di simpan oleh Dr. Mohammad Hatta.
            Tidak heran bila pada tanggal 28 Oktober 1928 bendera Merah-Putih di kibarkan oleh para pemuda sebagai Bendera Kebangsaan.

           Mungkin itu sedikit cuplikan sejarah mengenai alasan mengapa warna bendera kita merah dan putih menurut salah satu sejarahwan Prof. H. Muhammad Yamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar